Wednesday 26 September 2012

Sekolah dimana ya?

Belakangan mulai berpikir soal sekolah Faith…
Dengan naiknya tuition fee tiap tahunnya, lebih tinggi dari inflasi, mulai berpikir buat investasi untuk sekolah Faith.. (telat banget ya??)

Nah kalau mau investasi itu kan harus tahu biaya sekolahnya, berapa tahun lagi akan due, lalu di present value-in untuk dapetin nilai yang harus ditabung sekarang, hehe ribet yaa??

Tapi masalahnya skrg sekolahan di Indonesia udah beragammmm.. sampe bingungggg.. Boro-boro research biayanya, mau sekolah dimana aja bingung..

Perbedaan sekolah jaman kita dan jaman sekarang
  1. Usia masuk sekolah
            Dulu: Usia masuk sekolah itu 4 tahun.
Aku masuk sekolah umur 3.5 tahun udah paling kecil satu kelas..
Ini gara-garanya kebosenan dirumah ditinggal kakak sekolah, jadi ngerengek minta sekolah sama nyokap?? *ternyata aku rajin juga ya*

Jaman sekarang: Anak dari umur 6 bulan juga udah bisa sekolah
Kalau menurut pertimbangan temen2ku yang menyekolahkan anaknya sejak dini adalah karena maminya kerja, jadi ya daripada anaknya dirumah bengong kurang jelas ngapain, jadi disekolahin aja.., dan lagian sekolah2 itu semuanya fun.. anaknya juga tidak terbebani..

Alasan lainnya adalah untuk sosialisasi anaknya, biar gak takut ketemu orang, biar banyak kenal anak2 sebayanya..

Hmm.. bener juga sih, semua alasan yang valid.. tapi apakah dengan menyekolahkan anak sedini itu akan membuat perbedaan di masa depan? Atau gak ada beda/kecil perbedaannya?  Nah yang ini belum ada jawabannya karena anak2nya kan masih pada kecil2 sekarang hehe belom ketauan… tp semua tergantung anaknya sptnya..

Ada juga yang beranggapan kasian anak masih kecil udah harus sekolah, terus nanti juga dia bakalan harus sekolah for the next +/- 18 years, nanti dia keburu bosen dan jenuh.. , alasan yang valid juga nih..

  1. Jenis sekolah
Dulu: Cuman ada 2 tipe, sekolah nasional (dibagi 2 sih, sekolah negeri dan swasta) untuk anak Indonesia dan internasional untuk expat.., well ada sih temen yang bukan expat yang sekolah internasional macam Gandhi.. tapi itu karena ortunya mau sekolahin dia diluar dan emang tajirrr banget..

Jaman sekarang: ada 3 tipe:
·         Sekolah nasional yang mengikuti kurikulum pemerintah, berbahasa pengantar Indonesia

·         Sekolah nasional plus yang mengikuti kurikulum pemerintah, jadi masih mengikuti ujian nasional, tapi ada sertifikasi tambahan kurikulum IB atau Cambridge (yang paling populer IB dan Cambridge), berbahasa pengantar Inggris, tentunya lebih mahal karena ada training/sertifikasi tambahan untuk guru dan sekolahnya.
Ada juga yang pertamanya sekolah nasional plus abis gitu terakreditasi jadi sekolah internasional, contohnya seperti Binus yang di Serpong.

·         Sekolah internasional: sekolah yang promotes international education, either by adopting international curriculum seperti IB atau Cambridge atau following national curriculum yang berbeda dari curriculum negara tempat sekolah itu berada.  
Berbahasa pengantar Inggris, tingkat kemahalan: paling mahal hehe.

Konon untuk melihat apakah sekolah internasional itu oke apa gak harus menunggu 10 tahun sejak sekolah itu berdiri. Kalau baru2 belom ketauan gimana lulusannya, kestablian kualitas pengajarnya, dll..

Terus kalo sekolah internasional anaknya diberi option boleh memilih untuk mengambil ujian nasional atau tidak. Kalau mau mengambil ujian nasional akan ada pelajaran tambahan.. -> kasian gak ya anaknya??

  1. Kurikulum sekolah
Dulu: nasional: pemerintah, internasional: internasional
Sekarang: berbekal google, ada at least 3 tipe:
·         International Baccalaureate Program (IB) berpusat di Swiss, yang memudahkan para lulusannya dapat mengakses ke perguruan tinggi yang tergabung dalam wadah itu tanpa mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi yang bersangkutan.

Programnya ada 3
- Primary Years Program (PYP) untuk anak umur 3 – 12 tahun
- Middle Years Program (MYP) untuk anak umur 11 – 16 tahun
- Diploma Program untuk anak umur 16 – 19 tahun

katanya programnya ini dirancang dengan tujuan supaya anak mendapatkan intellectual, personal, emotional and social skills to live, learn and work in this rapidly globalizing world. Jadi anak dilatih untuk menjadi inquirer & lifelong learners, yang compassionate dan sangat perduli dengan lingkungan dan komunitasnya dan menghargai perbedaan -> keren yaa visinya…

IB school yang udah offer 3 program diatas di Jakarta adalah (diambil dari websitenya IB):
-          Binus International School (Simprug)
-          Gandhi Memorial International School (Kemayoran)
-          Global Jaya International School (Bintaro Sektor 9)
-          Sekolah Pelita Harapan (Karawachi)
-          Tunas Muda International School (Meruya)

Untuk lebih jelasnya mesti bacain www.ibo.org nih…

·         Cambridge International Examinations (CIE)
Pernah dengar O level atau A level?
Nah itu adalah Cambridge curriculum (ternyata…)
Sepertinya ini UK based ya, tapi Singapore juga mewajibkan muridnya ikutan ini..

Programnya:
-          Cambridge Primary untuk anak umur 5-11 tahun
-          Cambridge Secondary 1 untuk anak umur 11-14 tahun
-          Cambridge Secondry 2 untuk anak umur 14-16 tahun, dimana si anak akan mengikuti ujian O level
-          Cambridge Advanced untuk anak umur 16-19 tahun dimana si anak akan mengikuti ujian A level

Nah dulu punya temen yang lulusan Singapore, dia setelah lulus O level (umur 16 tahun) langsung lanjut kuliah, jadi umur 19-20 tahun udah lulus kuliah!! Sangat hemat biaya hehehe, jadi gak perlu lanjut ke A level segala…

Katanya beberapa sekolah di Indo bilang mereka pake Cambridge curriculum padahal cuman English subject aja yang curriculumnya Cambridge.., jadi sama aja boong ya..

Sepertinya yang direcognized worldwide itu Cambridge international examinationnya. Aku jadi berpikir, bisa gak ya kalau anak sekolah bukan Cambridge tapi ikut exam-nya doang?? Kayak TOEFL gitu hehe

Berdasarkan google (gak seperti IB yang ada website resminya), sekolah di Jakarta yang berbasis Cambridge adalah:
-          Binus International School (Serpong) -> kenapa yang di Simprug IB yang disini Cambridge ya??
-          Ichtus Schol (Cilandak)
-          Jakarta International Multicultural School

Kalau mau lebih jelas baca soal sekolah international, IB/Cambridge bisa diclick disini http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kim_054527_chapter1.pdf

·         Montessori ->_ not sure ini sebenarnya kurikulum atau cuma metode ya?
Kalau dari Wikipedia: Montessori education is characterized by an emphasis on independence, freedom within limits, and respect for a child’s natural psychological development, as well as technological advancements in society.

Cara mengajar Montessori:
-          Student choice of activity from within a prescribed range of options
-          Uninterrupted blocks of work time
-          A Constructivist or "discovery" model, where students learn concepts from working with materials, rather than by direct instruction

Jadi sepertinya konsep montessori itu membiarkan anaknya punya pilihan..

Terus hasil dari beberapa diskusi/research,
Pertimbangan orang tua yang masukin anaknya ke sekolah internasional:
  • Di sekolah internasional anak diajarkan untuk berpikir sendiri, lebih creative, dan bukan hanya text-book learning..
  • Jaman sekarang persaingan ketat, era globalisasi, dll jadi harus membekali anak sejak dini supaya bisa bersaing saat masuk ke dunia kerja nanti
  • Kalau kita mampu, kenapa gak berikan yang terbaik?
  • Terakreditasi jadi kalau mau sekolah di luar negeri lebih gampang
 Pertimbangan orang tua yang masukin anaknya ke sekolah nasional plus:
  • Anak mendapat kurikulum internasional juga tapi at the same time masih mengikuti kurikulum pemerintah jadi masih flexible, bisa kuliah di luar/dalam negeri
  • Biaya lebih murah dibanding sekolah internasional
 Pertimbangan orang tua yang masukin anaknya ke sekolah nasional:
  • Dulu anak2 jaman kita di sekolah nasional biasa juga begitu sekolah di luar negeri fine fine aja
  • Pergaulan di sekolah gak terlalu borju
  • Takut kalau gak kuat biayanya masukin ke sekolah internasional, nantinya anaknya susah harus adaptasi lagi untuk sekolah nasional/kuliah di dalam negeri
Nah belum lagi dipusingin sama artikel ini yang bilang kalau anak usia TK tidak usah belajar baca tulis hitung dulu (calistung), yang kontradiktif dengan syarat masuk SD beberapa sekolah adalah bisa calistung.. wong masuk SD aja ada yang ditest, kalo belom bisa baca tulis gimana jawab testnya??

Sekolah dengan embel2 internasional atau nasional plus menjamur dimana-mana.. karena demand yang banyak jg.. tapi apakah orang tua masukin anaknya ke sekolah internasional/nasional plus hanya karena orang tua tersebut gak mau kalah dengan orang tua lain? Atau murni karena emang merasa sekolah tersebut bagus?

Jadi Faith sekolah dimana ya?? Yang pasti sih bukan sekarang.. paling cepat tahun depan deh pas udah 2.5 tahun.. dan kalo bisa sih mau cari sekolah yang deket rumah..

Our decision today will affect her future.. God please give us wisdom..

*please note ya kalo tulisan ini dari research seorang ibu2 biasa, bukan expert, jadi mungkin banyak kekurangan dimana-mana… 

3 comments: